loading...

Pemuda Bertato di Banjarnegara Ini Tobat Setelah Kerisnya Diinjak-injak Pak Kiai

Tony insyaf dari keyakinannya mempercayai benda-benda pusaka dengan mengaji kepada Gus Khayat Banjarnegara 

La haula wala quwwata illa billah, kalimat itu meneguhkan kepasrahan seorang muslim bahwa tiada daya atau kekuatan kecuali atas pertolongan Allah.

Namun, masih ada yang mempercayai sumber kekuatan lain yang menyesatkan.

loading...
Bahkan benda mati semisal batu dan keris acap dipercaya bisa menjaga atau memberi pertolongan.

Tony (33), warga Banjarnegara, sempat terjerumus dalam keyakinan demikian.

Related

Semula dia yang berprofesi sebagai musisi itu hanya ingin mencari ketenangan hidup.

Ekonomi yang anjlok bahkan sampai bangkrut membuatnya frustasi.

Di tengah keputusasaan itu, ia diajak temannya bertapa di sebuah goa di pantai selatan.

Tanpa pikir panjang, dia mengiyakan ajakan itu.

Barangkali, pikirnya, di sana bisa menemukan kedamaian.

Tidak hanya ketenangan yang ingin dia cari saat itu, Toni juga masih berharap duniawi dari amalannya.

"Saya bertapa dari malam sampai subuh.

Niat saya mencari kesunyian, ternyata di situ banyak yang mencari pesugihan," paparnya.

Tak hanya sekali dia melakukannya melainkan berkali-kali dengan tujuan yang sama.

Suatu ketika dia ditawari keris oleh temannya.

Senjata ini pemberian seorang juru kunci sendang tempat temannya biasa kungkum.

Terlintas di pikiran Tony untuk menjual keris tersebut.

Siapa tahu, keris itu bisa laku mahal karena keantikan dan kesaktiannya.

Syukur-syukur hasilnya bisa dia jadikan untuk modal usaha di tengah kesulitan ekonomi.

Ia pun membawa pulang keris itu, berharap bisa menjualnya dengan harga tinggi.

Tony kemudian teringat KH Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Khayat, pengasuh Ponpes Tanbihul Ghofilin Bawang, Banjanegara, yang setahunya menyukai barang antik.

"Saya teringat Gus Hayat suka barang-barang antik, akhirnya saya bawa keris itu ke sana," paparnya kepada Tribunjateng.com.

Tony semula percaya diri menawarkan keris itu ke Gus Khayat.

Ia meminta kiai itu mengecek kerisnya yang diyakini antik dan sakti.

Tak dinyana, respon santri dekat almarhum KH Maimun Zubair itu lain.

Khayat justru menertawakan cerita pemuda itu tentang kerisnya.

Ia justru balik diceramahi habis-habisan oleh sang kiai.

"Barang kayak gini gak usah percaya.

Kamu masih muda, lebih baik bekerja meniti karir, jualan apa gitu," kenangnya menirukan perkataan Gus Khayat.

Untuk membuktikannya, Gus Khayat pun menantang pemuda itu untuk mengeluarkan kerisnya.

Kiai itu tanpa ragu menginjak-injak keris yang konon sakti tersebut.

Nyatanya, meski diinjak-injak, benda itu tak menunjukkan reaksi apa pun yang bisa membuktikan ada kekuatan di baliknya.

Khayat pun menantang jika ada makhluk yang mendiami keris itu agar keluar untuk berhadapan dengannya.

"Sakti apa, mana setannya, suruh maju sama saya," kata Tony menirukan perkataan Gus Khayat.
Tony bersama Gus Khayat dan Gus Muwafik (IST)

Kenyataan itu rupanya menjadi titik balik Tony untuk kembali ke jalan yang benar.

Ia menginsyafi masa lalunya yang kelam hingga luluh memutuskan menjadi murid atau santri Gus Khayat.

Sejak saat itu, ia enggan lagi bersinggungan dengan perbuatan yang bisa menjerumuskannya pada kemusrikan.

Tony yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato itu mulai merintis usaha yang halal, yakni jual beli mobil.

Pemuda yang sempat melalang buana mencari ketenangan itu akhirnya menemukan kedamaiannya setelah bertobat.

"Alhamdulillah sampai sekarang masih nyantri, hidup saya sekarang tenang dan nyaman, tidak seperti dulu," jelasnya.

Kondisi ekonominya pun pelan-pelan membaik, bahkan bisa melebihi sebelum bangkrut. 

Sumber: tribunnews.com

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel